Rabu, 11 November 2015

FOTOGRAFI KOMERSIAL

FOTOGRAFI KOMERSIAL

Oleh : Bapak Didiet Anindita

5 November 2015






Anggota Kelompok 4 :
Fransisca Setyawan 915120001
Shelvie Djapri 915120012
Levina Vionetta 915120023
Ancilla Nataly 915120026
Ria Yoan Sanjaya 915120027

     Dalam kelas Kapita Selekta pada hari kamis tanggal 5 November kemarin, Kelas kami kembali kedatangan seorang tokoh yang memberi inspirasi bagi kami. kali ini adalah Bapak Didiet Anindita seorang fotografer terkemuka yang sudah sangat berpengalaman di bidang fotografi. pada kesempatan kali ini, bapak Didiet memberikan materi sehubungan dengan dunia fotografi yakni fotografi komersial. berikut adalah penjelasan mengenai materi selengkapnya :

    Fotografi dalam bahasa inggris disebut sebagai photography, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu "Photos" yang berarti Cahaya dan "Grafo" yang berarti Melukis / Menulis. Sehingga fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. (https://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi)


1). Untuk Membuat Konsep Butuh Banyak Orang 
Dalam proses pembuatan foto dibutuhkan waktu kurang lebih selama tiga minggu dan memerlukan tenaga dari banyak rekan yang bekerja sehingga sebuah foto yang diinginkan oleh klien dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Seperti contohnya untuk brand mobil Lotus yang beberapa tahun lalu pernah mempercayakan foto mobilnya di garap oleh agensi pak Didiet, yang memerlukan waktu tiga minggu dalam pembuatan fotonya. Dibalik terciptanya sebuah foto yang menarik dan indah, diperlukan adanya negosiasi dan kerja sama yang baik antara fotografer dan tim dengan klien. Fotografer tidak dapat memutuskan sendiri konsep dari foto yang diambil, karena hal tersebut harus disesuaikan dengan konsep klien. begitupun klien yang harus bisa menerima saran dari pihak fotografer agar foto yang diahsilkan nantinya bisa terlihat menarik. oleh karena itu proses pembuatan foto sendiri dapat memakan waktu lama hingga tiga minggu karena banyaknya hal-hal yang harus dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa orang yang terlibat dalam proses pembuatan sebuah foto :
  • Fotografer
  • Klien (yang memiliki dana untuk berjalannya semua proses hingga selesai)
  • Pengarah Gaya 
  • Make Up Artist 
  • Wardrobe 
  • Copy Writer 
Pak Didiet dalam kelasnya menjelaskan, oleh karena itu agensi nya membutuhkan banyak tenaga untuk membantunya untuk mempermudah pekerjaaanya. Dimana beliau sering memperkerjakan mahasiswa UNTAR yang memiliki pengalaman di bidang yang diperlukan. selain ini dapat memberikan kemudahan bagi agensi, beliau juga ingin memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman kerja untuk mahasiswa UNTAR baik yang belum atau sudah lulus. 

2). Klien Sudah Membentuk Konsep Foto 
     Ketika klien ingin membentuk sebuah konspe foto, hal pertama yang menjadi inti dalam pembuatan foto itu adalah apakah klien ingin menjadikan bentuk frame nya secara vertical atau horizontal. Terdapat rumus dalam dunia fotografi untuk menentukan komposisi frame, yakni Rule of Third. Komposisi Rule of Third adalah salah satu prinsip komposisi fotografi yang paling dikenal dan paling populer bagi mayoritas penggemar potret memotret. Aturan komposisi ini menjadi pondasi bagi keseimbangan elemen foto sehingga secara keseluruhan foto tampak lebih enak dilihat. Pada rules of thirds, bidang foto dibagi menjadi tiga bagian sama besar baik secara vertikal maupun horisontal sehingga anda memiliki 9 area yang sama besar. Singkatnya pak Didiet mengatakan tiga buah garis imajiner yang horizontal & vertical.





Seperti dalam foto berikut, dimana mobil berada di kotak tengah dan model berada di samping kiri agar komposisi gambar terlihat rapih dan bagus.
            Selain itu, di dalm fotografi juga ada yang namanya Depth of Field, yakni jarak antara benda-benda terdekat dan terjauh dalam sebuah latar (dalam hal ini sebuah foto) yang bisa diterima ketajaman gambarnya – suatu zona yang bisa diterima ketajaman gambarnya. Meskipun suatu lensa hanya bisa fokus pada satu jarak tertentu, penurunan ketajaman yang terjadi adalah secara bertahap pada sisi depan dan belakangnya. Oleh karena itu, ketidaktajaman yang terjadi tidak begitu terlihat dalam kondisi normal. Pak Didiet menjelaskan bahwa setiap memotret model, titik fokusnya adalah di muka dan hal itu merupakan hal yang wajib karena setiap orang yang melihat sebuah foto yang terdapat seorang model di dalam nya, pasti melihat wajah dari model tersebut. Sehingga wajah merupakan bagian yang terpenting dalam ketajaman sebuah foto. Tingkat ketajaman antara wajah model dengan background harus jelas. Oleh karena itu diperlukan teknik Depth of Field yang mahir.



          
Pada dasarnya dalam pembuatan sebuah cover foto yang baik, tidak boleh ada kata-kata yang menutupi gambar. Namun karena foto yang diambil adalah untuk keperluan cover majalah, maka hal ini diperbolehkan. Sebelumnya hal ini sudah melalui berbagai pertimbangan dan rapat yang dilakukan oleh beberapa pihak yang memiliki wewenang di dalamnya. Yakni pihak marketing majalah, redaksi, fotografer nya sendiri, dan lain sebagainya. Seperti contohnya cover majalah Femina yang juga hasil karya dari pak Didiet ini. Brand Femina nya memang berada di belakang kepala model dan tertutupi oleh model sehingga membuat tulisan ini menjadi tidak lengkap. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena mengingat Femina dalah majalah yang sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu dan hampir semua masyarakat mengetahui akan adanya brand majalah Femina sehingga pihak Femina tidak perlu takut akan kehilangan pembaca setianya. Selanjutnya besar kecil nya tulisan juga ditentukan dari seberapa pentingnya berita tersebut untuk di publikasikan.  Kemasan dari cover majalah juga harus di desain semenarik mungkin agar pembeli tertarik untuk membaca dan membelinya.

            Selanjutnya istilah lainnya yang terkenal di dunia fotografi adalah Zone System. Yakni, teknik fotografi untuk mengoptimalkan pencahayaan pada film dan juga gradasi dari terang yang diwakili oleh warna putih dan gelap yang diwakili oleh hitam. Seperti contohnya dalam foto berikut, dimana keseluruhan foto memiliki gradasi putih-abu tua-hitam-gelap.




            Kesimpulan dari kelas Pak Didiet minggu ini, mahasiswa diberikan pengetahuan mengenai teknik fotografi yang nantinya akan berguna bagi mahasiswa yang memiliki hasrat dan minat pada bidang fotografi. Selain itu melalui kesempatan ini, seklaigus membuka networking untuk kemajuan bersama.